Monday, May 31, 2010

Simplicity in Design is So Powerful

Simplicity(mungkin kata 'kesederhanaan' kurang tepat menjelaskannya) merupakan suatu keadaan, kondisi, maupun bentuk dimana meringkas segala sesuatu yang ada menjadi lebih sederhana sekaligus bermakna. Berbanding terbalik dengan sesuatu yang kompleks, simplicity berupaya meminimalisir informasi sepadat dan seakurat mungkin sehingga audiens menerima dengan cepat.

Dalam proses desain, simplicity pada suatu karya dapat dikatakan berhasil jika bukan hanya audiens menerima dengan cepat pesan kita, namun dengan nilai simplicity pada karya kita audiens dapat meresapi makna dibalik karya yang sesungguhnya memiliki makna mendalam tidak seringkas tampilannya. Dengan penerapan simplicity yang tepat, bukan berarti seorang desainer tidak dapat mengolah karyanya, malas, atau memiliki kemampuan yang terbatas dalam memakai software.

Simplicity pada penerapannya membutuhkan kematangan desainer, baik itu secara teoritis maupun praktis. Dalam karya simplicity, desainer bukan menghapus prinsip-prinsip desain yang begitu rumit, melainkan tetap memegang teguh dalam berkarya. Seperti misalnya balance dalam sebuah sebuah karya, bukan hanya pada desain yang kompleks saja teori ini dapat diterapkan. Disini simplicity bukan berarti sebuah desain yang hanya terlihat minim, bersih, dan sederhana, sebuah desain yang rumit pun dalam suatu pengolahan dapat dikatakan desain yang bernilai simplicity. Berikut contoh-contoh desain yang menurut pendapat saya memiliki nilai simplicity yang tinggi sekaligus mencengangkan:



Logo IBM by Paul Rand



Kemasan Banana Juice by Naoto Fukasawa



Poster Ayo Ngguyu by Arif PSA



LEGO Advertising



Heinz Tomato Ketchup Advertising



Nintendo Game Boy Advance Advertising



Pepsi Diet Advertising


Akhir kata, untuk menyimpulkan apa itu simplicity dalam dunia desain grafis, pendapat John Maeda dapat menjadi acuan yang jelas bagi kita:

"Simplicity is about subtracting the obvious, and adding the meaningful"
-John Maeda-

Friday, May 28, 2010

Kekuatan Branding

Semakin hari kebutuhan akan suatu branding bisa terlihat, pertumbuhan dunia desain ikut menggerakkan industri konsultan branding di dunia. Meski di Indonesia branding tidak semarak di negara lain, kemajuan industri periklanan dan desain menjadi bukti keberadaan branding di Indonesia yang mulai memasuki pasar.

Peran branding dapat kita saksikan di segala bidang, contohnya Louis Vuitton pada bidang fashion, Mercedes Benz pada bidang otomotif, atau Apple pada bidang elektronik. Kini merek sudah tidak sekedar merek lagi, konsumen seakan menutup mata pada tampilan luar maupun kualitas produk jika merek tersebut adalah merek kegemarannya. Banyaknya brand dunia dipalsukan menjadi bukti kekuatan brand tersebut di pasar. Meski sadar kualitas barang palsuan ini buruk, namun karena merek pujaan tertera, konsumen menjadi tak peduli asalkan tas Hermes yang seharga ratusan juta itu dapat dibeli dengan harga lima puluh ribu saja.

Branding membius pasar dengan berbagai pengalaman yang jitu ketika proses interaksi berlangsung. Konsumen akan terus mengingat brand pujaannya, bahkan hingga terbawa ketika tidur. Suatu brand yang berhasil di pasar tentu akan memberi dampak-dampak yang menguntungkan bagi perusahaan. Brand tersebut citranya akan terus naik, harga produk pun dapat dinaikkan, dan yang pasti pemasukan menjadi semakin besar.

Sunday, May 23, 2010

Branding Bagaikan Membesarkan Seorang Anak

Branding bagaikan proses seorang ibu melahirkan anaknya hingga anak tersebut dewasa. Dimulai ketika sang ibu mengandung, seumpama suatu perusahaan yang direncanakan, pemberian nama dipikirkan dengan baik dan sesuai dengan tujuan perusahaan seperti pemberian nama kepada anak.

Branding berlanjut setelah sang anak dilahirkan, sang ibu mulai memikirkan bagaimana mendidik anak, dimana anaknya akan bersekolah, makanan apa yang diberikan kepada si anak, hingga menjaga media yang dikonsumsi anak. Pada perusahaan, nama dan logo yang sudah dipilih selanjutnya perlu dilanjutkan dengan langkah-langkah lanjut dalam proses branding untuk mulai membentuk brand image perusahaan. Seperti dimana perusahaan didirikan, apa yang dihasilkan perusahaan, serta manajemen lainnya seperti sumber tenaga kerja dan pelayanan misalnya.

Ketika mulai bersosial, si anak akan dikenal, akankah si anak adalah anak yang cengeng atau berani akan tampak. Seperti pada suatu brand, pada proses interaksi dengan konsumen brand tersebut akan memiliki kesan tersendiri bagi konsumen. Pada proses branding kesan yang ingin disampaikan perusahaan harus dapat diterima sebagaimana yang diharapkan, jika tidak maka proses branding gagal.

Saat brand mulai dikenal luas maka brand tersebut bagaikan anak menginjak usia remaja. Seorang anak remaja tentu disikapi berbeda dengan anak-anak, remaja sudah dianggap lebih dapat dipercaya, lebih mandiri, dan lebih dewasa. Pada perusahaan, konsumen akan lebih menuntut kepuasan jika brand perusahaan tersebut sudah dikenal luas dan mulai dipercaya pasar. Pada masa ini, brand akan mulai diuji dengan segala permasalahan yang jika berhasil ditempuh maka brand tersebut akan menjadi brand yang siap untuk bersaing di pasar lokal maupun internasional.

Suatu brand seperti Mc. Donalds, Nike, Adidas, Starbucks, Apple, dan brand-brand dunia lainnya adalah contoh proses anak yang sudah menjadi dewasa. Pada masa ini brand sudah ada di hati masyarakat, sedikit kesalahan akan berdampak besar pada masa dewasa ini. Contohnya ketika konsumen menemukan batu ketika makanan dihidangkan maka citra Mc. Donalds akan langsung buruk di mata konsumen, konsumen akan sangat kecewa dan bahkan menuntut pihak Mc. Donalds, hal ini tidak akan terjadi jika konsumen makan di pinggir jalan. Ini tidak mengherankan, Mc. Donalds adalah brand dunia yang sudah berhasil mendapat kepercayaan pasar.

Branding Tips 1 - Pitching

Pitching merupakan suatu proses interaksi antara konsultan/desainer dengan klien, dimana pada proses pitching sering melibatkan beberapa konsultan. Pada proses pitching konsultan mencoba menawarkan solusi kepada klien dan klien menjelaskan kebutuhan mereka. Proses pitching berjalan beberapa pertemuan, disesuaikan dengan kebutuhan suatu proyek.

Keberhasilan proses pitching dapat diraih dengan memulai riset terhadap identitas klien, hal ini akan menjadi langkah awal memahami keinginan dan selera klien. Pihak konsultan perlu menunjukkan kelebihan dan kekuatannya dalam menciptakan suatu brand. Dalam proses pitching kemampuan presentasi dan penguasaan materi diperlukan.

Dalam proses pitching, kita dapat menampilkan proyek-proyek yang sudah dikerjakan sebelumnya, dengan klien dalam maupun luar negeri. Yang perlu dilakukan pada proses pitching adalah memaparkan langkah yang akan dilakukan pada proses branding maupun apa yang kita dapat lakukan bagi kepentingan klien.

Secara profesional pada proses pitching kita menanggapi pendapat klien namun tetap menawarkan solusi yang mungkin kurang sesuai dengan pendapat klien, disini kita melakukan proses tukar pikiran dengan klien demi keberhasilan branding yang menjadi kepentingan klien tersebut. Hasil pencapaian yang pernah diraih menjadi nilai tambah dimana kita berhasil mengangkat kepercayaan klien. Disinilah sesungguhnya kita sendiri sudah mem-branding diri kita kepada klien.

Semiotika dalam Desain

Semiotika merupakan kata yang sering dijumpai dan wajib dimengerti dalam dunia desain, khususnya desain komunikasi visual. Kata semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti 'tanda' atau 'sign' dimana merupakan ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.

Semiotika merupakan teori yang awalnya diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure, Ferdinand melihat adanya makna yang muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi antara bentuk penanda dengan sebuah ide. Penanda tersebut adalah suatu bunyi ataupun coretan yang bermakna yang merupakan gambaran mental/konsep.

Semiotika memiliki makna dimana objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga membawa dampak secara emosional bagi penikmatnya. Indera akan menangkap sinyal tersebut yang kemudian menarik kesan kepada otak yang menimbulkan suatu kesimpulan makna secara subjektif tergantung cara pandang penikmatnya.

Semiotika dapat dijumpai dari mata terbuka saat bangun tidur hingga menutup mata pada waktu tidur. Gagang pintu, cangkir, cahaya lampu, buku bacaan, rambu-rambu lalu lintas, meja kerja, hingga kain selimut membawa prinsip semiotika bagi penikmatnya. Setiap hari banyak tanda-tanda yang dikonsumsi secara visual, disini penerapan semiotika berperan misalnya pada iklan publik agar berhasil menyita perhatian masyarakat sekaligus meraih minat terhadap pesan iklan.